Mengenal Rencana Penerapan MLFF di Indonesia, Ini Penjelasannya!

- 4 Juni 2024, 20:56 WIB
Ilustrasi Pengenalan Sistem pembayaran tol tanpa berhenti atau dikenal sebagai Multi Lane Free Flow (MLFF)
Ilustrasi Pengenalan Sistem pembayaran tol tanpa berhenti atau dikenal sebagai Multi Lane Free Flow (MLFF) /Dok.Jasa Marga/

PR SUMEDANG - Sistem pembayaran tol tanpa berhenti atau dikenal sebagai Multi Lane Free Flow (MLFF) merupakan teknologi yang memungkinkan kendaraan untuk melintas di jalan tol tanpa perlu berhenti di gerbang tol untuk melakukan pembayaran.

Teknologi ini diharapkan dapat mengurangi kemacetan dan meningkatkan efisiensi lalu lintas di jalan tol.

Di Indonesia, implementasi teknologi MLFF mulai digodok serius pada beberapa tahun terakhir.

Baca Juga: GovTech Diluncurkan Pemerintah dengan Mengedepankan 'User Friendly' Begini Manfaatnya Bagi Masyarakat!

Sebelumnya, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono pada Selasa, 28 Mei 2024, yang lalu, mengungkapkan berdasarkan hasil uji coba tahun lalu, banyak hal yang harus dievaluasi.

"Uji coba pada Desember 2023 di ruas tol Bali Mandara masih ditemukan adanya beberapa hal yang harus dievaluasi, termasuk teknis dan manajerial," kata Basuki dalam keterangannya, dikutip dari laman resmi Kementerian PUPR, Selasa, 4 Juni 2024.

Menurutnya, saat ini sudah ada solusi dari sisi manajerialnya. Dirinya merasa optimis MLFF akan diimplementasikan secara bertahap dengan masih single lane atau hybrid masih dengan kartu (e-toll).

Baca Juga: Tol Cisumdawu Permudah Akses ke Sumedang, Menko Airlangga: Akan Menjadi Sumber Pertumbuhan Ekonomi Baru

Awal Mula Rencana MLFF

Rencana penerapan MLFF di Indonesia pertama kali disampaikan oleh Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) pada tahun 2017.

Saat itu, pemerintah melihat kebutuhan untuk mengadopsi teknologi ini sebagai bagian dari upaya modernisasi infrastruktur jalan tol yang terus berkembang pesat.

Implementasi ini juga sejalan dengan target pemerintah untuk mendigitalisasi berbagai sektor layanan publik, termasuk transportasi.

Baca Juga: Petani Terdampak Jalan Tol Cisumdawu Bisa Jatuh Miskin! Ini Alasannya

Sebelum diimplementasikan secara luas, pemerintah dan BPJT melakukan berbagai studi kelayakan dan uji coba teknis.

Proses ini melibatkan berbagai pihak, termasuk Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), perusahaan jalan tol, dan ahli teknologi.

Beberapa proyek percontohan juga dilakukan untuk mengevaluasi efektivitas dan kesiapan teknologi MLFF dalam kondisi jalan tol Indonesia yang bervariasi.

Uji Coba Awal di Beberapa Jalan Tol

Uji coba awal sistem MLFF dilakukan di beberapa ruas tol yang memiliki volume kendaraan tinggi, seperti Tol Jakarta-Cikampek dan Tol JORR.

Uji coba ini bertujuan untuk melihat seberapa efektif teknologi ini dalam mengurangi waktu tempuh dan mengatasi kemacetan di gerbang tol.

Hasil uji coba menunjukkan adanya penurunan waktu tempuh yang signifikan, meskipun masih ada beberapa tantangan teknis yang perlu diatasi.

Salah satu tantangan utama dalam implementasi MLFF adalah kesiapan infrastruktur dan integrasi sistem pembayaran yang memadai.

Selain itu, diperlukan sosialisasi yang masif kepada pengguna jalan tol agar mereka familiar dengan sistem baru ini.

Kendala lainnya adalah memastikan semua kendaraan dilengkapi dengan perangkat identifikasi elektronik yang diperlukan untuk transaksi otomatis.

Implementasi Secara Bertahap

Pemerintah memutuskan untuk mengimplementasikan MLFF secara bertahap, dimulai dari beberapa ruas tol utama di Pulau Jawa dan Bali.

Pada tahun 2022, beberapa jalan tol mulai mengadopsi sistem ini secara parsial, dengan kombinasi antara gerbang tol konvensional dan jalur MLFF.

Hal ini dilakukan untuk memberikan waktu adaptasi bagi pengguna jalan tol dan operator.

Implementasi MLFF diharapkan membawa berbagai manfaat jangka panjang, seperti pengurangan waktu perjalanan, efisiensi biaya operasional jalan tol, dan peningkatan keselamatan berkendara.

Selain itu, teknologi ini juga mendukung pengumpulan data lalu lintas yang lebih akurat, yang dapat digunakan untuk perencanaan transportasi yang lebih baik di masa depan.

Sementara itu, teknologi yang digunakan dalam sistem MLFF mencakup sensor, kamera, dan perangkat komunikasi canggih yang mampu mendeteksi dan mengidentifikasi kendaraan yang melintas.

Data dari perangkat ini kemudian diolah untuk melakukan transaksi pembayaran secara otomatis.

Kendaraan yang tidak dilengkapi dengan perangkat identifikasi akan dikenai denda, sehingga memastikan kepatuhan pengguna jalan tol.

Untuk memastikan keberhasilan implementasi MLFF, pemerintah dan operator jalan tol gencar melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat.

Kampanye ini mencakup penjelasan mengenai cara kerja sistem, manfaatnya, serta langkah-langkah yang harus dilakukan oleh pengguna jalan tol.

Sosialisasi ini penting untuk menghindari kebingungan dan memastikan transisi yang mulus.

Dengan adopsi MLFF, masa depan jalan tol di Indonesia diharapkan akan lebih modern dan efisien.

Sistem ini merupakan bagian dari upaya digitalisasi yang lebih luas di sektor transportasi.

Dalam beberapa tahun ke depan, diharapkan seluruh jaringan jalan tol di Indonesia dapat mengadopsi teknologi ini, membawa manfaat ekonomi dan kenyamanan bagi jutaan pengguna jalan setiap harinya.***

Editor: Muhammad Sukri

Sumber: Kementerian PUPR


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah