PR SUMEDANG -Pencucian benda-benda pusaka atau Jamasan yang ada di Museum Prabu Geusan Ulun (MPGU) Keraton Sumedang Larang, Kabupaten Sumedang, dicuci dengan air dari 7 sumber mata air yang berbeda.
Ketujuh sumber mata air itu antara lain, mata air Cihonje, Cileuleuy, Cileutik, Cikahuripan Keraton, Citengah dan mata air Cipeles. Semua mata air itu berlokasi di wilayah Kec. Sumedang Selatan.
"Mencuci benda-benda pusaka, dengan tujuh sumber mata air ini, mengingat benda-benda pusaka ini memiliki nilai-nilai sejarah warisan para leluhur," tutur Radya Anom Keraton Sumedang Larang (KSL) R. Luky Djohari Soemawilaga ketika ditemui di komplek Srimanganti KSL, beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Festival Budaya Keraton Sumedang Larang Diawali Ngumbah Pusaka, Kirab dan Jamasan
Selain menggunakan 7 mata air, lanjut dia, proses pencuciannya pun menggunakan jeruk nipis, gerabah dan minyak wangi. Bisa minyak wangi melati, kenanga, dll.
Luky mengatakan, ketentuan lainya, para penjamas (pencuci benda pusaka), tidak boleh sembarang orang. Para penjamas harus dari keluarga R. Muharam Argawinata keturunan R Anggataruna secara turun temurun.
Benda-benda pusaka yang dicuci dan dibersihkan, semuanya yang jumlahnya bisa mencapai ribuan.