PR SUMEDANG - Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan. Hal itu, seperti dikutip dari laman yankes.kemenkes.go.id,
Penyebab utama stunting, yakni malnutrisi dalam jangka panjang (kronis). Kekurangan asupan gizi ini bisa terjadi sejak bayi masih di dalam kandungan karena ibu tidak mencukupi kebutuhan nutrisi selama kehamilan.
Stunting masih menjadi masalah serius di Indonesia. Berdasarkan data survey status gizi nasional (SSGI) tahun 2022, prevalensi stunting di Indonesia di angka 21,6 persen. Jumlah ini menurun dibandingkan tahun sebelumnya yaitu 24,4 persen.
Walaupun menurun, angka tersebut masih tinggi, mengingat target prevalensi stunting di tahun 2024 standard WHO di bawah 20 persen.
Tak hanya di Indonesia, di Kabupaten Sumedang pun, stunting menjadi salah satu persoalan yang menjadi perhatian serius dari Pemkab Sumedang, selain masalah kemiskinan, pengangguran.
Seperti dikutip dari Sumedangkab.go.id, sebelumnya Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir menyebutkan, dalam melakukan evaluasi dan menentukan strategi penurunan stunting, Pemda Kabupaten Sumedang merujuk pada data e-PPGBM yang terintegrasi dengan platform SIMPATI (by name by adress), bahwa angka stunting Kabupaten Sumedang tahun 2022 yakni 8,27 persen.
Oleh karena itu, berbagai upaya dilakukan Pemkab Sumedang untuk menangani stunting. Bahkan Pemkab Sumedang menargetkan zero new stunting di tahun 2024. Berbagai upaya yang dilakukan Pemkab Sumedang, di antaranya melakukan pendataan ibu hamil yang berisiko untuk menegah stunting.
"Untuk menjaga keberlangsungan target zero new stunting, harus menekan setiap kelahiran ibu melahirkan dipastikan tidak ada stunting baru. Kami akan membuat satu kartu ibu hamil. Semua ibu hamil di Sumedang yang berisiko tinggi didata," ujar Pj Sekda Sumedang Tuti Ruswati.