PR SUMEDANG - Kasus perundungan dan penganiayaan para pelajar SD sampai SMA, kini sudah marak bahkan sangat memprihatinkan.
Mau tak mau, pihak yang berwenang, mulai dari pemda, dinas pendidikan, pihak sekolah termasuk komite sekolah, kepolisian, terutama para orang tua siswa harus melakukan.pencegahan..
Aparat harus turun tangan untuk mengetahui gejalanya, kenapa kasus perundungan itu sering terjadi akhir-akhir ini?
Baca Juga: 4 Larangan selama MPLS 2023 yang Wajib Diketahui Siswa dan Sekolah, Alumni Boleh Ikutan?
Ada beberapa kemungkinan anak-anak hingga remaja kini berbuat kasar, kejam, bengis hingga berani melakukan kekerasan fisik terhadap temannya. Bisa jadi efek buruk dari sering memainkan game online yang berbau kekerasan fisik, berduel antar kelompok geng hingga berperang.
Selain itu, mungkin juga dampak dari tontonan sinetron televisi yang menayangkan beberapa kelompok pelajar geng motor yang selalu terlibat pertengkaran dan keributan hingga berujung perkelahian antar geng.
Semua tayangan itu tidak mendidik bahkan jauh dari nilai-nilai edukasi dan kebaikan. Yang ada, justru malah "mengajarkan" permusuhan, pertengkaran dan perpecahan di antara pelajar.
Baca Juga: Satu Pelajar Terluka, Akibat Aksi Jagoan Sambil Konvoi Acungkan Celurit di Jalan Raya Kota Sumedang
Seharusnya tayangan game online atau pun tontonan televisi mesti memberi contoh yang baik dan bermanfaat. Misalnya, menceritakan perjalanan siswa berpretasi, gotong-royong antar siswa dan upaya para pelajar ikut membangun desa, menjaga kelestarian lingkungan, dll.