Mahkota Binokasih, Berita Hancurnya Kerajaan Sunda dan Bukti Pengukuhan Sumedang sebagai Penerus Pajajaran

- 30 April 2024, 17:10 WIB
Sejumlah peserta dan dalem Keraton Sumedang Larang sedang mengarak mahkota Binokasih saat acara kirab budaya Hari Jadi Sumedang ke-445.
Sejumlah peserta dan dalem Keraton Sumedang Larang sedang mengarak mahkota Binokasih saat acara kirab budaya Hari Jadi Sumedang ke-445. /Chandra Amin Fauzi/PR Sumedang Raya

 

PR SUMEDANG - Sekitar abad ke-15 empat orang kandaga lante (pejabat kerajaan) membawa sebuah mahkota dari Kerajaan Padjajaran menuju Sumedang.

Mahkota tersebut merupakan sebuah berita maupun simbol, bahwa Kerajaan Padjajaran telah berakhir dan hari ini Sumedang menjadi penerus dari Kerajaan Padjajaran, bahkan merupakan penerus Kerajaan Sunda.

Dikutip Pikiran Rakyat Sumedang dari buku Karya Ajip Rosidi berjudul Ensiklopedi Sunda: Alam, Manusia, dan Budaya, Termasuk Budaya Cirebon dan Betawi, terbitan Pustaka Jaya, cetakan tahun 2000, Mahkota Binokasih merupakan sebuah mahkota yang awal pembuatannya diprakarsai oleh raja Galuh yaitu Sanghyang Bunisora, yang hidup pada abad ke-13, dan merupakan simbol dari raja sunda.

Baca Juga: Berdiri 1889, Bangunan Peninggalan Belanda di Jawa Barat Ini Kerap Disinggahi Turis Eropa, Dekat Sumedang?

Maka trah Kerajaan Sunda seterusnya akan diwariskan melalui simbol mahkota Binokasih.

Mahkota tersebut berhasil diselamatkan oleh empat orang patih Padjajaran yang bernama Terong Peot, Kondang Hapa, Embah Nanganan, dan Sanghyang Hawu (dikenal dengan Jaya perkosa atau perkasa dalam bahasa indonesia ).

Saat itu serangan Kesultanan Banten dibawah kepemimpinan Maulana Yusuf, berhasil meruntuhkan Kerajaan Pajajaran, hal inilah yang menyebabkan beralihnya mahkota Binokasih kepada Kerajaan Sumedang Larang.

Baca Juga: Profil Lengkap Pj Bupati Sumedang yang Baru, Drs. H. Yudia Ramli, M.Si

Halaman:

Editor: Jansilmi Nur Al-Zia

Sumber: Ensiklopedi Sunda


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah