Serangan Iran ke Israel bakal Picu Potensi Kenaikan Inflasi, Ini Penyebabnya!

- 16 April 2024, 13:00 WIB
Iran Serang Israel, Para Demonstran: Kemenangan Allah Sudah Dekat
Iran Serang Israel, Para Demonstran: Kemenangan Allah Sudah Dekat /Majid Asgaripour/via REUTERS

Kedua, inflasi pada harga barang yang diatur pemerintah, seperti bahan bakar minyak (BBM) serta liquefied petroleum gas (LPG).

Ketiga, inflasi yang berasal dari luar negeri atau imported inflation yang disebabkan kenaikan harga-harga di luar negeri, pelemahan rupiah serta gangguan distribusi global.

Baca Juga: Iran Luncurkan Rudal Jelajah ke Wilayah Israel, Ali Khameini: Israel Harus Dihukum!

"Perkiraan saya kalau mengenai inflasi, ada tekanan inflasi yang akan lebih tinggi," ujarnya.

Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan tingkat inflasi tahunan (year on year/yoy) terakhir pada Maret 2024 sebesar 3,05 persen atau terjadi peningkatan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 102,99 pada Maret 2023 menjadi 106,13 pada Maret 2024.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji mengakui bahwa harga minyak dapat mencapai 100 dolar AS per barel akibat eskalasi konflik di Timur Tengah saat ini.

"Dengan adanya konflik baru ini, Iran dan Israel, ini (harga minyak) sebetulnya tidak jauh dari angka 100 dolar AS. Saya katakan sependapat, kemungkinan besar harga ICP naik 100 dolar AS (per barel)," ujar Tutuka.

Baca Juga: Dua Jenderalnya Tewas, Iran Siap Lakukan Balas Dendam yang Setimpal ke Israel

Berdasarkan data yang dimiliki oleh Kementerian ESDM, ICP (Indonesian Crude Oil Price) atau harga patokan minyak mentah Indonesia per 12 April 2024 sebesar 89,51 dolar AS per barel.

Sebelum serangan Iran terhadap Israel, kata Tutuka, harga minyak sudah mengalami peningkatan kurang lebih 5 dolar AS per barel tiap bulannya.

Halaman:

Editor: Adang Jukardi

Sumber: Antaranews.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah