"Pada masa itu Kerajaan Sumedang Larang sedang eksis, melalui 4 orang Kandaga Lante (utusan yang membawa mahkota itu) yaitu Senopati Kerajaan yakni Eyang Jaya Perkasa, Eyang Nanganan, Eyang Kondang Hapa dan Eyang Terong Peot," ungkapnya.
Tentu saja pada masa itu, lanjut Herman, bukan tanpa pertimbangan matang Mahkota Binokasih Sanghyang Pake diberikan kepada Kerajaan Sumedang Larang. "Saya yakin penilaiannya karena pada masa itu, Sumedang sudah literat dibawah kepemimpinan Prabu Geusan Ulun," ujarnya.
Oleh karena itu, tambah Pj Bupati, bahwa kejayaan Sumedang masa lampau yang sudah literat harus kembali menjadi spirit saat ini, untuk mengembalikan kejayaan Sumedang.
"Upaya menuju Sumedang menjadi literat, kembali bagaimana kita mengajak seluruh komponen mau membaca. Dan itu adalah PR kita bersama," tuturnya.
![Pj Bupati Sumedang, Herman Suryatman saat mengungkapkan sejarah Mahkota Binokasih saat memberikan sambutan di acara peresmian gedung Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Sumedang](https://assets.pikiran-rakyat.com/crop/0x0:0x0/x/photo/2023/12/16/3251522295.jpg)
Lebih jauh Herman juga mengungkapkan sejumlah pencapaian budaya literasi dan minat baca masyarakat yang masih rendah. Ia menjelaskan manfaat yang akan diraih apabila pada kenyataannya dengan meningkatnya literasi maka akan meningkatkan pula kualitas kesejahteraan masyarakat.
"Maka tema yang diusung oleh Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah saat ini sangat tepat, yakni Literasi Masyarakat Kuat, Pertumbuhan Ekonomi Meningkat," katanya.***